Melalui homeschooling, siswa akan dapat belajar dan mempelajari apa yang mereka inginkan, kapan pun mereka mau, dan selama yang mereka inginkan. Kelebihan lainnya dari homeschooling ialah memberikan siswa lebih banyak kebebasan fisik, emosional dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga.

Dikutip dari studycrumb.com, bahwa secara pengeluaran pembiayaan untuk belajar di homeschooling lebih sedikit dihabiskan daripada di rata-rata sekolah negeri. Laman tersebut memberikan contoh ada sekitar 2,3 juta siswa yang belajar melalui homeschooling di Amerika Serikat. Orang tua dari anak-anak homeschooling menghemat $27 miliar yang akan dihabiskan untuk pajak setiap tahun jika anak-anak mereka bersekolah di sekolah umum.

Dalam laman Studycrumb juga menyebutkan bahwa statistik mengatakan bahwa lulusan homeschooling lebih banyak membaca, memahami politik dengan lebih baik, dan lebih terlibat dalam komunitas mereka. Disebutkan lingkungan sekolah lebih baik di rumah, karena mengurangi persaingan antara teman sebaya, kebosanan, dan perundungan dimana hal tersebut berpotensi kuat mengganggu proses pendidikan.

Berdasarkan tulisan ilmiah Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar, Supriadi Torro yang berjudul “Homeschooling: Menyiapkan Pendidikan Anak dalam Menghadapi Tantangan MEA”, dijelaskan homeschooling merupakan alternatif pendidikan Indonesia yang dapat membelajarkan anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Tentu dengan kebebasan pembelajaran tersebut dapat mendorong kualitas pendidikan Indonesia pada umumnya.

Menurut Torro yang mengutip “Buku Pintar Home Schooling, Menjadikan Kegiatan Belajar Lebih Nyaman dan Mengena (2012)”, menyebutkan di Indonesia jumlah peserta Homeschooling mengalami peningkatan setiap tahun, bahkan diperkirakan sekitar 2-4 persen pelajar di Indonesia memilih Homeschooling. Begitpula di negara maju, seperti Amerika, Inggris, Jerman jumlah yang memilih jalur pendidikan yang informal ini naik rata-rata 15 %.

Banyak alasan bagi keluarga yang memilih pendidikan ini dan meninggalkan pendidikan formal yang di anggap tidak dapat mengembangkan bakat dan kelebihan anak. Sekolah cenderung berfokus pada kekurangan anak, guru dikejar menyampaikan materi, kurikulum harus tuntas dan sebagainya.

Homeschooling lahir dari kebutuhan yang muncul di pendidikan formal. Gagasan untuk menghargai anak, mengembangkan bakat secara individual umumnya tidak bisa ditemui di sekolah formal. Homeschooling memiliki peluang untuk mengurangi kesalahan dalam penanganan gaya belajar anak, karena orang tua pada umumnya lebih dekat dan mengetahui kondisi anak-anaknya.

Keunggulan lainnya juga adalah homeschooling memberi kepercayaan kepada anak untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, yang jarang sekali ditemui disekolah umum. Sistem pembelajaran sekolah umum sudah memiliki waktu yang runut dengan materi tertentu. Target penyelesaian materi dalam satu hari, minggu semester dan tahun sudah dirancang jauh sebelumnya, sehingga tidak ada tempat untuk menambahnya. Hal ini tentu berbeda dengan Homeschooling, anak-anak bisa belajar sesuai dengan apa yang diingankan bahkan dengan waktu yang ditentukan sendiri.

Homeschooling: Belajar Menyenangkan Dimana Saja dan Kapan Saja

Disamping itu, seperti dilansir Studycrumb belajar tidak akan terbatas pada sekolah fisik saja. Siswa tidak lagi tergantung pada tempat tertentu dan dapat belajar di mana pun mereka berada. Siswa menjadi lebih dekat dengan alam karena mereka memiliki kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu di luar kelas. Perpustakaan kota dan laboratorium kota akan membantu siswa menyelesaikan proyek belajar siswa. Ruang belajar yang tidak terbatas membuat siswa lebih terbuka terhadap dunia sekitar menghadapi tantangannya yang sebenarnya.

Kemudian peran seorang guru juga menjadi esensial. Guru tidak sekadar untuk menyampaikan pengetahuan, tetapi juga untuk mengidentifikasi kekuatan, minat, dan nilai-nilai siswa. Pekerjaan utama mereka adalah membimbing siswa di area di mana mereka membutuhkan bimbingan sebagai inovator. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mendukung siswa dalam mengembangkan cara berpikir dan belajarnya. Guru pun mengembangkan rencana pembelajaran bagi siswa untuk memperoleh semua keterampilan yang diperlukan agar dapat beradaptasi menghadapi karir dan masa depan.

Dengan kata lain, kata kunci dalam homeschooling adalah belajar, bukan mengajar.

Penulis: Stravial Fawaqa